Sengkalan
Sengkalan adalah sebuah
kalimat atau benda yang mengandung artian angka didalamnya, angka yang ada
didalam sengkalan harus dibaca dari
belakang ke depan. Sengkalan berasal
dari dua kata, yaitu saka dan kala. Saka adalah nama sebuah bangsa Hindu, dan
kala sendiri memiliki atian waktu. Sengkalan
dibagi menjadi dua, yaitu sengkalan memet dan sengkalan lamba. Sengkalan
memet yaitu sengkalan yang berupa gambar, ornament,atau ukiran yang mengandung
artian angka didalamnya. Umumnya sengkalan
memet berwujud benda dua dimensi atau
tiga dimensi. Sedangkan sengkalan lamba adalah sengkalan yang berbentuk kalimat. Cara membaca sengkalan sama saja, bedanya hanya cara penggambaran tahunnya saja.
Contoh sengkalan memet yang
terdapat di Kraton Yogyakarta :
1. Dwi Naga Rasa Tunggal, yaitu Patung dua
ekor naga yang saling melilit dan bisa dilihat diatas renteng kelir baturana di regol
kemagangan dan gedhung mlathi. Dwi
Naga RasaTunggal berarti tahun 1682 Jawa, yaitu tahun berdirinya Keraton
Yogyakarta.
2. Dwi Naga Rasa Wani, berupa patung dua
ekor naga berwarna merah yang berada di regol
kemegangan. Dwi Naga Rasa Wani berate tahun 1682.
3. Esthi Sara Esthi Aji, berbentuk dua ekor
kepala gajah yang terdapat anak panah di
belalainya. Terdapat di regol Danapratapa.
Merupakan penanda dipugarnya Kori
Danapratapa oleh Sultan Hamangkubuono VII pada tahun 1858 Jawa.
Contoh sengkalan
lamba :
1.
Tahun 2013 dapat ditulis dengan kalimat Kadya Nata Tumenguning Panganten
Kadya :
3
Nata : 1
Tumenganing : 0
Pangaten : 2
Dibaca dari belakang yaitu 2013
2.
Runtuhnya kerajaan Majapahit pada tahun 1400
dapat ditulis menggunakan kalimat “ Ilang
Sirna Kertaning Bumi”.
Ilang : 0
Sirna : 0
Kertaning : 4
Bumi : 1
Dibaca dari belakang 1400.pada tahun itu
kerajaan Majapahit runtuh.
3. Rupa Sirna Retuning Bumi
Ruapa :1
Sirna :0
Retuning :6
Bumi :1
Tahun 1601, Trunajaya ditangkap oleh Sunan
Amral.
Berikut adalah kata-kata yang dapat
dirangkai sebagai sengkala, baik sengkalan memet maupun sengkalan lamba :
1.
Kata yang memiliki sifat 1 :
tunggal, gusti, sujanma, semedi,
badan, nabi, rupa, maha, budha, niyta, luwih, pamase, wong, buweng, rat, lek,
iku, surya, candra,kartika, bumi, wiwji, urip, roneka, prabu, Kenya, nekung,
raja, putra, sasadara, paksi, dara, tyas, wungkul, sudira, budi, wani, hyang,
jagat, nata.
2.
Kata yang memiliki sifat 2 :
Asta, kalih, nembah, ngabekti, netra, kembar, myat, mandeng, nayana,
swiwi, lar, sikara, gandeng, paksa, apasang, sungu, athi-athi, talingan,
dresthi, carana, tangan, karna, bau, susku, caksuh, mata, paningal, locana,
ama, nebah, karna, ngrengga, panganten, dwi,kanthi, buja-bujana.
3.
Kata yang memiliki sifat 3 :
Bahni, tiga, ujwala, kaeksi, katon, murub, dahana, payudan, katingalan,
kaya, benter, nala, uninga, kawruh, lir, wrin, weda, naut, nahuti, teken,
siking, pawaka, kukus, api, apyu, brama, rana, rananggana, utawaka, uta, ujel,
kobar, agni, wignya, guna, tri, jatha.
4.
Kata yang memiliki sifat 4 :
Catur, warna, wahana, pat, warihwaudadi, dadya, keblat, papat toya, suci,
udaka, we, woh, nadi, jladri, sindu, yoga, gawe, tlaga, her, wening, udan, bun,
tirta, marta, karya, sumber, sumur, masuh, marna, karti, karya, jalanidi,
samodra, udaya, tasik, tawa, sagara, wedang
5.
Kata yang memiliki sifat 5 :
Pandawa, lima, wisikan, gati, indri, indriya, warastra, wrayang, astra, lungit,
sara, sare, guling, raksasa, diyu, galak, yaksa, yaksi, saya, bana, jemparing,
cakra, hru, tata, nata, bayu, bajra, samirana, pawana, maruta, angin, panca
marga, margana.
6.
Kata yang memiliki sifat 6 :
Rasa, nenem, rinasa, hartati, lona, tikta, Madura, sarkara, amla, kayasa,
karaseng, oyag, obah, nem, kayu, wreksa, glingsang, anggang-anggang, mangsa,
naya, retu, wayang, anggana, ilat, kilat, lidhah, lindhu, carem, manis, tahen,
osik, karengnya.
7.
Kata yang memiliki sifat 7 :
Sapta, giri, parwata, gung, ardi, gorancala, prabata, himawan, pandhita,
pitu, kawara, reng, resi, sugata, wiku, gogiswara, dwija, maharsi, wulang,
weling, wasita, bhiksu, suka, guru, aswa, anitih, turangga, ajar, arga, sabda,
nabda, muni, bhiksuda, nunggang, kuda.
8.
Kata yang memiliki sifat 8 :
Astha, asthi, gajah, nagha, sarpa, bhujangga, brahmana, wasu, astha basu,
slira, baya, baya, cecak, murti, basuki, anggusti, tengah, hasti, madya, madya,
mangesti.
9.
Kata yang memiliki sifat 9 :
Bolongan, leng, babahan, lawang, gapura, guwa, pintu, wiwara, terus,
song, bedhah, butul, trustha, jawata, manjing, menga, dewa, sanga, sanggha,
ganda, wangi.
0.
Kata yang memiliki sifat 0 :
Suwung,
kosong, sunya, musna, nir, rusak, ilang, kumbul, nggegana, angles, langit,
lunga, das, wuk, barakan (burukan), surud, sempal, sat.